opini,
Moment Bencana Di Kolaka Tahun Ini
Posted by Redaksi Cakrawala News
Published on Jumat, 23 Agustus 2013
Penomena Alam Tahun Ini
Kolaka Diterpa
Bencana
Sejak Bulan April tahun ini, curah hujan
terbilang ekstrim. Beberapa daerah dilanda banjir hingga menyebabkan kerugian
materil yang tidak sedikit. Khusus di Sulawesi Tenggara, sedikitnya ada empat
wilayah dilanda banjir cukup parah. Yakni, Kabupaten Kolaka, Kabupaten Konawe
dan Konawe Selatan serta kota Kendari. Selain bencana banjir, prekwensi hujan
meningkat drastis juga merusak inprastruktur jalan, sawah ladang milik
masyarakat serta menyebabkan beberapa jembatan amblas bahkan putus. Di Kendari,
salah satu desa tergenang banjir hingga mencapai ketinggian 3 meter. Sementara
di kota tua, seorang anak berusia 13 tahun tewas ketika material longsoran menimbun
satu badan rumah milik warga. Tiga anggota keluarga lainnya sempat di evakuasi dan
di selamatkan. Kejadian tersebut tak terelakkan, sebab longsor menerpa rumah
mereka sekitar pukul 1.00 dini hari, saat semua penghuni rumah dalam keadaan
tidur lelap. ujar sumber
Banjir juga melanda pemukiman warga di Kabupaten
Konawe. Ratusan hektar lahan pertanian rusak dan beberapa jalur trasportasi
mengalami gangguan fatal. Kerugian materil dari kerusakan yang timbul di
perkirakan mencapai miliaran rupiah. Kepala Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten
Konawe, Ir. Joni Pisi, M.Si belum bisa mengidentifikasi volume kerusakan
inprastruktur yang disebabkan oleh banjir tahun ini, karena curah hujan yang
ekstrim ketika itu masih terus terjadi. “Panjang jalan daerah yang ada di
kabupaten Konawe sekitar 600 kilometer. Hingga saat ini pihak kami belum bisa
memprediksi jumlah kerusakan, baik jalan maupun jembatan. Namun jika curah
hujan masih terus terjadi, maka volume kerusakan inprastruktur kita akan
bertambah parah” kata Kabid Binamarga, Syahrullah, ST. MT saat ditemui diruang
kerjanya beberapa pekan lalu.
Di Kabupaten Kolaka pertengahan Juni lalu,
banjir terjadi di sungai Balandete dan merendam rumah warga sebanyak 41
bangunan. 1 unit kendaraan roda empat dan 14 unit kendaraan roda dua, ikut
terseret arus. Meski berhasil ditemukan, namun kondisinya sudah rusak parah.
Beberapa rumah warga yang berada pada bantaran sungai, hancur dan harus di
renovasi kembali. Menurut keterangan warga di tempat kejadian, banjir tiba tiba
menerjang pemukiman saat tengah hari. Ketika itu, sebahagian besar warga berada
di kebun masing-masing. Sehingga tak ada upaya untuk menyelamatkan harta benda
mereka.
Keterangan beberapa warga juga menyebutkan,
sejak tahun 1984 baru tahun ini kembali terjadi banjir besar. Banjir yang
terjadi pada tahun 1984, tidak ada korban materi dari masyarakat. Sebab ketika
itu, lokasi tersebut belum dimukimi warga. Kondisi saat ini, puluhan rumah di
dirikan bahkan sampai di bantaran sungai. Padahal lokasi ini awalnya adalah
kawasan alur sungai. Tutur warga
Bencana banjir di bulan Juni ketika itu,
nyaris semua satuan kerja perangkat daerah (SKPD) berada di lokasi bencana.
Bantuan berupa obat-obatan, sembako dan air minum di turunkan oleh personil TNI
serta Badan penanggulangan bencana alam daerah (BPBD) Kabupaten Kolaka. Tenda
darurat dan dapur umum di siapkan di lokasi SD Negeri 1 Balandete yang tak jauh
dari kokasi bencana. Meski tak ada korban jiwa ketika itu, namun kerugian di
taksir hingga ratusan juta rupiah. Demikian pula yang terdapat pada muara
sungai tahoa. Empat rumah warga nyaris runtuh dan masuk ke dalam sungai akibat
longsor sepanjang bantaran. Dari beberapa sumber menyebutkan, tak ada bantuan
soal lokasi sementara yang disiapkan oleh pemerintah daerah.
Keterangan yang diterima melalui kepala
Bidang Bina Marga, Dinas PU Kabupaten Kolaka, Ir. Asrullah, M.Si menyebutkan
bahwa nyaris semua inprastruktur di Kabupaten Kolaka terendam banjir. Beberapa
jalan daerah rusak serta jembatan putus. Namun belum bisa di identifikasi
secara detil volume kerusakan tersebut. Bahkan untuk perbaikan belum dapat
dilakukan karena kondisi cuaca belum memungkinkan. Secara terpisah, Dinas
Pertanian, Hortikultura dan Peternakan melalui kordinator pengamat hama,
Muhammad Tahir, SP mengemukakan, sekitar 8000 hektar lahan sawah yang telah di
Tanami, kurang lebih 3000 hektar di
antaranya terkena bencana. Sementara tanaman padi yang mengalami puso
diasumsikan sekitar 400 hektar.
Hingga Bulan Juli tahun ini, prekwnsi hujan
masih terus meningkat. Akibatnya, jembatan sugai balandete amblas hingga kedalaman 3 meter. Jalur
transportasi kemudian dialihkan ke jalur baypas untuk menghindari terjadinya
kecelakaan sambil menunggu perbaikan dari pihak pekerjaan umum wilayah
Makassar. Menurut Jamil, kordinator lapangan dari balai Makassar mengatakan,
akan diusahakan perbaikan secepatnya agar dapat dilalui kembali. Sebab ini
merupakan akses jalan Negara yang menghubungkan beberapa kabupaten di Sulawesi
tenggara. Katanya
Informasi dari Badan Penanggulangan bencana
daerah, melalui kepala bidang pencegahan dan kesiap siagaan, Hj. Mineng
Nurmaningsih, SH. MH menyebutkan bahwa kondisi Kabupaten Kolaka memang rawan
bencana, khusunya bencana banjir. Wilayah ini merupakan daerah aliran sungai
(DAS). Ada beberapa sungai yang memiliki luapan air dalam skala besar ketika
musim hujan. Yakni, sungai balandeta, sungai sabilambo dan sungai wundulako. Meski
semuanya di kategorikan rawan, namun yang paling rawan adalah kecamatan
watubangga. Termasuk desa ulu wolo, muara lapapao dan rangga mali yang ada di
kecamatan wolo. Ujar Hj. Mineng
Investigasi yang dilakukan oleh media ini
menemukan indikasi penyebab bencana akibat ulah manusia sendiri. Hal itu
disebabkan oleh maraknya perambahan dan penebangan liar yang dilakukan oleh
masyarakat. Sumber dari Dinas kehutanan menegaskan hal itu, melalui kepala
bidang tata guna dan bidang perlindungan hutan. Menurut Kabid Tata Guna,
Sulhan, SP. M.Si, menjelaskan bahwa kawasan hutan lindung yang ada di wilayah
balandete dan lalombaa kecamatan kolaka, seluas 9.788 ha. Sementara hutan produksi, 9.317 ha, hutan produksi
terbatas (Hpt), 870 ha dan hutan suaka alam seluas 3.894 ha. Sampai saat ini,
pihak kehutanan tidak pernah mengeluarkan ijin pengolahan kayu. Kata Sulhan
Secara terpisah, Kabid perlindungan hutan,
Udin Toli, SP yang di temui media ini mengungkapkan bahwa pada tahun 2012 lalu
pernah terjadi banjir di sungai itu dan menelan korban jiwa. Jika melihat
histori, sebelumnya tidak pernah terjadi perambahan di masa lampau, namun tetap
terjadi banjir. Ini berarti kondisi alam kolaka memang identik dengan bencana.
Sebab terdiri dari kawasan pegunungan dengan tekstur tanah yang labil. Soal
perambahan, biasanya terjadi pada hutan produksi yang ada pada bagian hulu.
Jika penebangan pada kawasan hutan lindung, masyarakat lokal sangat sangat takut
dan memahami aturannya. Salah satu faktor terjadinya perambahan, akibat jumlah
penduduk yang kian bertambah. Sementara lokasi pemukiman kian sempit. Ungkap
Udin
Jika dicermati, kondisi alam Kabu[aten
Kolaka dan Kolaka Utara, memang labil dan sangat rentan denga bencana. Gugusan
pegunungan dengan kemiringan 40-80 derajat menciptakan potensi longsor yang
setiap saat mengintai. Banyaknya aliran sungai, juga merupakan potensi banjir
serta abrasi. Anehnya, tata letak (sempadan) antara bantaran dan pemukiman warga,
banyak melanggar aturan. Ini yang menyebabkan 4 rumah di muara sungai kelurahan
tahoa, nyaris ambruk dan nyemplung ke sungai (Asri)
1 komentar
Readers Comments
27 Oktober 2013 pukul 13.10
SALAM