Welcome Guest!
twitter facebook rss

,

Moment Bencana Di Kolaka Tahun Ini

Penomena Alam Tahun Ini
Kolaka Diterpa Bencana

     Sejak Bulan April tahun ini, curah hujan terbilang ekstrim. Beberapa daerah dilanda banjir hingga menyebabkan kerugian materil yang tidak sedikit. Khusus di Sulawesi Tenggara, sedikitnya ada empat wilayah dilanda banjir cukup parah. Yakni, Kabupaten Kolaka, Kabupaten Konawe dan Konawe Selatan serta kota Kendari. Selain bencana banjir, prekwensi hujan meningkat drastis juga merusak inprastruktur jalan, sawah ladang milik masyarakat serta menyebabkan beberapa jembatan amblas bahkan putus. Di Kendari, salah satu desa tergenang banjir hingga mencapai ketinggian 3 meter. Sementara di kota tua, seorang anak berusia 13 tahun tewas ketika material longsoran menimbun satu badan rumah milik warga. Tiga anggota keluarga lainnya sempat di evakuasi dan di selamatkan. Kejadian tersebut tak terelakkan, sebab longsor menerpa rumah mereka sekitar pukul 1.00 dini hari, saat semua penghuni rumah dalam keadaan tidur lelap. ujar sumber
     Banjir juga melanda pemukiman warga di Kabupaten Konawe. Ratusan hektar lahan pertanian rusak dan beberapa jalur trasportasi mengalami gangguan fatal. Kerugian materil dari kerusakan yang timbul di perkirakan mencapai miliaran rupiah. Kepala Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Konawe, Ir. Joni Pisi, M.Si belum bisa mengidentifikasi volume kerusakan inprastruktur yang disebabkan oleh banjir tahun ini, karena curah hujan yang ekstrim ketika itu masih terus terjadi. “Panjang jalan daerah yang ada di kabupaten Konawe sekitar 600 kilometer. Hingga saat ini pihak kami belum bisa memprediksi jumlah kerusakan, baik jalan maupun jembatan. Namun jika curah hujan masih terus terjadi, maka volume kerusakan inprastruktur kita akan bertambah parah” kata Kabid Binamarga, Syahrullah, ST. MT saat ditemui diruang kerjanya beberapa pekan lalu.
     Di Kabupaten Kolaka pertengahan Juni lalu, banjir terjadi di sungai Balandete dan merendam rumah warga sebanyak 41 bangunan. 1 unit kendaraan roda empat dan 14 unit kendaraan roda dua, ikut terseret arus. Meski berhasil ditemukan, namun kondisinya sudah rusak parah. Beberapa rumah warga yang berada pada bantaran sungai, hancur dan harus di renovasi kembali. Menurut keterangan warga di tempat kejadian, banjir tiba tiba menerjang pemukiman saat tengah hari. Ketika itu, sebahagian besar warga berada di kebun masing-masing. Sehingga tak ada upaya untuk menyelamatkan harta benda mereka.
     Keterangan beberapa warga juga menyebutkan, sejak tahun 1984 baru tahun ini kembali terjadi banjir besar. Banjir yang terjadi pada tahun 1984, tidak ada korban materi dari masyarakat. Sebab ketika itu, lokasi tersebut belum dimukimi warga. Kondisi saat ini, puluhan rumah di dirikan bahkan sampai di bantaran sungai. Padahal lokasi ini awalnya adalah kawasan alur sungai. Tutur warga
     Bencana banjir di bulan Juni ketika itu, nyaris semua satuan kerja perangkat daerah (SKPD) berada di lokasi bencana. Bantuan berupa obat-obatan, sembako dan air minum di turunkan oleh personil TNI serta Badan penanggulangan bencana alam daerah (BPBD) Kabupaten Kolaka. Tenda darurat dan dapur umum di siapkan di lokasi SD Negeri 1 Balandete yang tak jauh dari kokasi bencana. Meski tak ada korban jiwa ketika itu, namun kerugian di taksir hingga ratusan juta rupiah. Demikian pula yang terdapat pada muara sungai tahoa. Empat rumah warga nyaris runtuh dan masuk ke dalam sungai akibat longsor sepanjang bantaran. Dari beberapa sumber menyebutkan, tak ada bantuan soal lokasi sementara yang disiapkan oleh pemerintah daerah.
     Keterangan yang diterima melalui kepala Bidang Bina Marga, Dinas PU Kabupaten Kolaka, Ir. Asrullah, M.Si menyebutkan bahwa nyaris semua inprastruktur di Kabupaten Kolaka terendam banjir. Beberapa jalan daerah rusak serta jembatan putus. Namun belum bisa di identifikasi secara detil volume kerusakan tersebut. Bahkan untuk perbaikan belum dapat dilakukan karena kondisi cuaca belum memungkinkan. Secara terpisah, Dinas Pertanian, Hortikultura dan Peternakan melalui kordinator pengamat hama, Muhammad Tahir, SP mengemukakan, sekitar 8000 hektar lahan sawah yang telah di Tanami, kurang lebih 3000 hektar  di antaranya terkena bencana. Sementara tanaman padi yang mengalami puso diasumsikan sekitar 400 hektar.   
     Hingga Bulan Juli tahun ini, prekwnsi hujan masih terus meningkat. Akibatnya, jembatan sugai balandete  amblas hingga kedalaman 3 meter. Jalur transportasi kemudian dialihkan ke jalur baypas untuk menghindari terjadinya kecelakaan sambil menunggu perbaikan dari pihak pekerjaan umum wilayah Makassar. Menurut Jamil, kordinator lapangan dari balai Makassar mengatakan, akan diusahakan perbaikan secepatnya agar dapat dilalui kembali. Sebab ini merupakan akses jalan Negara yang menghubungkan beberapa kabupaten di Sulawesi tenggara.  Katanya
     Informasi dari Badan Penanggulangan bencana daerah, melalui kepala bidang pencegahan dan kesiap siagaan, Hj. Mineng Nurmaningsih, SH. MH menyebutkan bahwa kondisi Kabupaten Kolaka memang rawan bencana, khusunya bencana banjir. Wilayah ini merupakan daerah aliran sungai (DAS). Ada beberapa sungai yang memiliki luapan air dalam skala besar ketika musim hujan. Yakni, sungai balandeta, sungai sabilambo dan sungai wundulako. Meski semuanya di kategorikan rawan, namun yang paling rawan adalah kecamatan watubangga. Termasuk desa ulu wolo, muara lapapao dan rangga mali yang ada di kecamatan wolo. Ujar Hj. Mineng
     Investigasi yang dilakukan oleh media ini menemukan indikasi penyebab bencana akibat ulah manusia sendiri. Hal itu disebabkan oleh maraknya perambahan dan penebangan liar yang dilakukan oleh masyarakat. Sumber dari Dinas kehutanan menegaskan hal itu, melalui kepala bidang tata guna dan bidang perlindungan hutan. Menurut Kabid Tata Guna, Sulhan, SP. M.Si, menjelaskan bahwa kawasan hutan lindung yang ada di wilayah balandete dan lalombaa kecamatan kolaka, seluas 9.788 ha. Sementara  hutan produksi, 9.317 ha, hutan produksi terbatas (Hpt), 870 ha dan hutan suaka alam seluas 3.894 ha. Sampai saat ini, pihak kehutanan tidak pernah mengeluarkan ijin pengolahan kayu. Kata Sulhan
     Secara terpisah, Kabid perlindungan hutan, Udin Toli, SP yang di temui media ini mengungkapkan bahwa pada tahun 2012 lalu pernah terjadi banjir di sungai itu dan menelan korban jiwa. Jika melihat histori, sebelumnya tidak pernah terjadi perambahan di masa lampau, namun tetap terjadi banjir. Ini berarti kondisi alam kolaka memang identik dengan bencana. Sebab terdiri dari kawasan pegunungan dengan tekstur tanah yang labil. Soal perambahan, biasanya terjadi pada hutan produksi yang ada pada bagian hulu. Jika penebangan pada kawasan hutan lindung, masyarakat lokal sangat sangat takut dan memahami aturannya. Salah satu faktor terjadinya perambahan, akibat jumlah penduduk yang kian bertambah. Sementara lokasi pemukiman kian sempit. Ungkap Udin 
     Jika dicermati, kondisi alam Kabu[aten Kolaka dan Kolaka Utara, memang labil dan sangat rentan denga bencana. Gugusan pegunungan dengan kemiringan 40-80 derajat menciptakan potensi longsor yang setiap saat mengintai. Banyaknya aliran sungai, juga merupakan potensi banjir serta abrasi. Anehnya, tata letak (sempadan) antara bantaran dan pemukiman warga, banyak melanggar aturan. Ini yang menyebabkan 4 rumah di muara sungai kelurahan tahoa, nyaris ambruk dan nyemplung ke sungai (Asri)  
    

1 komentar

Readers Comments


Latest Posts

Sponsored By

Featured Video

Our Sponsors

Sponsor

SuperTani